Senin, 28 September 2015

Wisata Alam Semongkat

Standard
Wisata alam semongkat
Suasana musim kemarau membuat beberapa daerah disumbawa besar mengalami kekeringan, dan tentu pula suhu panas tidak dapat terhindarkan lagi, panasnya jalan raya karena suhu ekstrim matahari, polusi sisa hasil pembakaran kendaraan bermotor, debu berterbangan,dll yang bisa menyebabkan gangguan kesehatan. keadaan ini kadang membuat masyarakat Sumbawa enggan untuk menghabiskan liburan diluar rumah. Bukan karena malas beraktifitas tetapi mungkin karena bingung hendak berlibur kemana. Ada diantara mereka yang memilih menerobos panasnya suhu Sumbawa dengan berlibur ke beberapa lokasi wisata yang ada disumbawa, ada diantara mereka memilih wisata pantai, ada juga yang mungkin menghabiskan waktu bersama keluarga dengan berlibur ketempat wahana permainan air. 
pemandangan alam semongkat



pemandangan alam semongkat
Adakah tempat wisata yang masih alami dengan kesejukan alam disumbawa tercinta ini..??? pertanyaan itu terus bermunculan difikiranku, sehingga menumbuhkan semangatku untuk melangkahkan kaki mencoba mencari lokasi yang sesuai untuk liburan dimusim kemarau. informasi demi informasi dikumpul dari berbagai sumber, akhirnya ketemu juga lokasi wisata yang sesuai dengan profil yang dicari dan merupakan alternative terbaik untuk liburan dimusim kemarau, lokasi tersebut terletak didesa semongkat.


Wisata alam semongkat merupakan objek wisata di desa Semongkat yang berlokasi disebelah selatan Sumbawa besar, dan masuk kedalam wilayah Kecamatan batu lanteh, jarak dari kota Sumbawa besar menuju ke desa semongkat adalah 21 km dengan waktu tempuh sekitar 35 menit. untuk menuju kelokasi pengunjung dapat memanfaatkan transportasi seperti sepeda motor, mini bus dan juga menggunakan mobil pribadi. 

arah kanan ; lokasi kolam renang semongkat
Akses jalannya cukup memadai, hanya saja ketika memasuki perbatasan desa semongkat pengendara diharapkan berhati-hati dan mengurangi kecepatan laju kendaraan, dikarena kondisi jalan yang sempit, berliku - liku, terdapat beberapa tikungan tajam, kurangnya rambu – rambu lalu lintas dan juga kurangnya pembatas dibahu jalan yang apabila pengendara kurang konsentrasi dan kurang waspada, maka hal yang terjadi adalah pengendara bisa – bisa terjun kejurang. Tidak hanya itu, bahaya tanah longsor juga menjadi hal yang patut diwaspadai. Itulah mengapa pengendara harus tetap menjaga laju kendaraan dan tetap fokus. Tentunya kita semua tidak menginginkan hal tersebut menimpa diri kita bukan.. waspadalah..waspadalah..!!!

Ketika memasuki desa semongkat, pengunjung sudah bisa merasakan betapa sejuknya alam desa semongkat ini. Digerbang desa semongkat, pengunjung bisa memilih dua lokasi wisata, apabila pengunjung memilih jalur kanan, pengunjung akan menuju ke lokasi kolam renang yang merupakan kolam renang peninggalan jaman belanda. Sayangnya dikolam ini tidak terdapat air karena pengaruh musim kemarau, air dari kolam ini bukanlah berasal dari aliran pipa, namun air kolam ini langsung dialirkan melalui parit – parit dan terhubung langsung ke sungai desa semongkat. sebagai tempat istirahat pengunjung tersedia beberapa beruga disekitaran tanah landai ditebing samping kolam, dengan sajian pemandangan alam yang rimbun dan indah, tak luput pula terpaan angin sepoi – sepoi membuat pengunjung hanyut dalam kedamaian. 

Sedangkan lokasi wisata alam semongkat lainnya berada beberapa ratus meter setelah melewati pemukiman warga. Terdapat lokasi parkir yang cukup luas, dengan membayar biaya retribusi parkir sebesar Rp. 5000 per orang, pengunjung sudah bisa menikmati daerah wisata ini. 

Lokasi Wisata Alam Semongkat
Bukan beruga tempat yang akan dimanfaatkan sebagai tempat beristirahat dilokasi, melainkan dibebatuan yang terdapat disepanjang aliran sungai. Bukan pula air terjun yang akan ditemui pengunjung, hanya sebuah aliran sungai dengan bebatuan besar. Mungkin bagi penunjung yang baru pertama kali berwisata ke semongkat, pasti terlintas difikiran mereka “ha..?? hanya berlibur dialiran sungai..??” tapi jangan salah, yuk coba letakkan barang bawaan, sisihkan beberapa baju ganti agar tidak basah dan perlahan – lahan masuk ke aliran air sungai. 

Berrrrr…..maka sensasi dingin dan segar yang akan pengunjung rasakan, membuat pengunjung benar – benar lepas dari gerahnya suhu panas. Bukan hanya itu, sajian pemandangan alam yang masih asri dan alami, kicauan burung – burung dipepohonan dan terpaan angin dari pegunungan menciptakan suasana yang begitu damai dan menentramkan jiwa dan raga. Seolah – olah semua beban fikiran pengunjung dibawa hanyut oleh aliran sungai. 

Selain keindahan alam yang terdapat didesa semongkat ini, pengunjung juga akan menemukan hal yang lebih menarik. Fakta bahwa desa semongkat merupakan salah satu penghasil madu asli didaerah Sumbawa ini membuat pengunjung tidak akan kesulitan saat mencari oleh – oleh khas Sumbawa. 
Desa semongkat juga termasuk desa penghasil obat tradisional yaitu minyak Sumbawa, yang memiliki khasiat bermacam – macam, bisa untuk obat luar dan dalam.

Liburan didaerah pegunungan yang asri dan sejuk dan pulang membawa oleh – oleh khas Sumbawa dengan kualitas terbaik adalah hal yang akan diperoleh apabila pengunjung memilih wisata alam semongkat.



Sumber ; Google maps




Selasa, 15 September 2015

LABANGKA ku dalam kemeriahan FESTIVAL MOYO

Standard
FESTIVAL MOYO


Festival moyo merupakan event tahunan untuk mempromosikan pariwisata Sumbawa sekaligus sebagai wadah untuk memperkenalkan berbagai sektor bisnis dan peluang investasi disumbawa yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) . festival moyo dimeriahkan dengan parade budaya yang menampilkan berbagai warisan seni dan budaya masyarakat adat Sumbawa. Selain parade budaya festival moyo juga menampilkan berbagai kegiatan menarik lainnya, seperti pentas seni tari dan musik adat Sumbawa, pameran ( kegiatan pemerintah, hasil bumi, kerajinan khas Sumbawa & UKM Sumbawa ) , permainan tradisi Sumbawa ( barapan kebo dan main jaran ) dan perlombaan lainnya. 

Untuk parade budaya dan pentas seni tari dan musik Sumbawa, setiap kecamatan di kabupaten Sumbawa wajib menampilkan kesenian khas Sumbawa. Tak ayal kegiatan ini dihadiri oleh ribuan masyarakat Sumbawa, bahkan pengunjung dari luar Sumbawa pun berbondong – bondong datang ke Sumbawa untuk ikut menyaksikan berlangsungnya kegiatan, bahkan ikut andil dalam memeriahkan festival moyo.


LABANGKA

Camat Labangka Bp. Hartono, S.Sos (kiri) 
Kecamatan Labangka merupakan salah satu kecamatan yang ada di kabupaten Sumbawa Besar. Yaitu di wilayah bagian timur kabupaten Sumbawa Besar. Lokasi yang begitu dekat dengan pantai membuat kecamatan labangka dijadikan tujuan wisata oleh wisatawan. Ada banyak lokasi wisata yang bisa dikunjungi, beberapa diantaranya yaitu Pantai Boro dan Pantai Liang Dewa.
Kecamatan labangka terdiri dari 5 kelurahan yaitu, Kelurahan Suka Mulya (Labangka 3), kelurahan Labangka (Labangka 1), kelurahan Suka Damai (Labangka 4), Kelurahan Sekokat (Labangka 2) dan Kelurahan Jaya Makmur (Labangka 5). Kecamatan labangka pada awalnya merupakan daerah transmigrasi, karena itulah penduduk dari kecamatan labangka terdiri dari beberapa suku, yaitu suku samawa, suku sasak,suku bali, suku mbojo dan suku jawa.
Rombongan Labangka ; Festival Moyo 2015
Pada festival moyo tahun ini (2015) yang dimulai pada hari sabtu 11 September 2015, kecamatan labangka ikut andil dalam kegiatan parade budaya. Dengan dipimpin langsung oleh Camat Labangka yaitu Bapak Hartono,S.Sos beserta istri dan ibu – ibu PKK se-Kecamatan labangka, dan beberapa perwakilan lainnya. Maka dibentuklah regu untuk mengikuti parade budaya tersebut. Adapun tema adat Sumbawa yang ditampilkan oleh kecamatan labangka adalah MATA RAME.
Tema ini sesuai dengan daerah kecamatan labangka yang mayoritas penduduknya bekerja dibidang pertanian. 


MATA RAME

Pawai Budaya Festival Moyo Kecamatan Labangka
Mata rame dalam bahasa Indonesia diartikan “panen ramai” yaitu kegiatan menuai padi secara beramai – ramai dan bergotong royong. Hal ini dimaksudkan untuk lebih mempererat tali silahturrahmi antar warga terlebih lagi antar petani dan juga agar proses panen lebih cepat selesai sehingga lebih menghemat waktu kerja. 
Mata rame mencerminkan sosial dan azas kekeluargaan dan merupakan ciri khas masyarakat agraris.
Mata rame lebih mengutamakan pada tolong menolong. Tolong menolong dalam pertanian adat Sumbawa juga disebut dengan“nulong” dan “basiru”.

Nulung adalah kerjasama tolong menolong dengan balas jasa, misalnya dalam menuai padi, setelah selesai maka penulung (sebutan orang yang nulung) mendapatkan padi atau sejumlah uang sesuai dengan jumlah yang disepakati sebelumnya. adapun padi atau uang tersebut sebagai imbalan jasa.

Pawai Budaya Festival Moyo Kecamatan Labangka
Basiru merupakan kerjasama tolong menolong dengan balas jasa, namun tanpa menggunakan uang maupun padi, melainkan dengan balasan tenaga pula. Misalkan A melakukan basiru kepada B, maka jika dikemudian hari A melakukan mata (panen) maka B wajib membantu A sebagai bayaran atas jasa yang telah disumbangkan oleh A tersebut sebelumnya, unik bukan…….

Berikut penggalan syair dalam bahasa Sumbawa yang mencerminkan keceriaan mata rame

Remban datang masa mata
Suar seme tentan rangap
Tukamata mata rame


Barungan rame tumata
Lalo ngayo ete siru
Kamata rame ramie

Masa nan mo tugita
Tu taruna ke dadara
Maras lawas saleng sier


Di kecamatan labangka sendiri adat mata rame masih sering diterapkan oleh penduduk setempat, bukan hanya saat proses panen padi, adat mata rame berlaku juga saat panen hasil pertanian lainnya, seperti panen jagung, panen kacang hijau, dll.

Mama ku Kartini ku
Semoga adat mata rame ini tetap dilakukan agar hubungan sosial dan kekeluargaan tetap terjaga, apa lagi dengan penduduk labangka yang bervariasi, dengan adanya adat mata rame ini semakin mempererat hubungan tali silahturrahmi.
Kehidupan yang harmonis, saling tolong – menolong , saling menghargai dan menghormati merupakan hal yang sangat diinginkan oleh setiap manusia. 
Mari kita sama – sama wujudkan kehidupan yang harmonis, bukan hanya untuk saat panen saja, tetapi disetiap kegiatan, karena manusia adalah mahluk sosial, tidak bisa berdiri sendiri. 
Dan bukan hanya untuk sumbawa saja, tetapi berlaku untuk kita semua.

Kamis, 03 September 2015

Singang

Standard
Singang Sumbawa , sumber gambar - youngnesia.com
Singang merupakan masakan tradisional Sumbawa yang berbahan ikan segar. Ikan segar yang digunakan pun cukup bervariasi kadang ada yang menggunakan ikan manila, ikan tongkol, ikan bandeng dll. Ikan tersebut dibumbui dengan berbagai macam rempah-rempah. Sekilas singang mirip dengan gulai ikan karena kuahnya.

Dari tampilannya saja, kuah Singang sudah cukup menggugah selera. Warna kuah yang kekuningan dipadu dengan warna hijau daun kemangi dan warna merah cabe rawit, menjadikan menu masakan ini terlihat segar. Sementara rasa kuah Singang yang didalamnya ada asam Jawanya, terasa agak asam, tapi sangat lezat. apalagi jika ditambahkan beberapa buah cabe rawit lagi. Suguhan rasa yang begitu khas, lezat dan pedas yang akan dirasakan oleh penikmat kuliner singang ini.

Untuk bisa menikmati menu masakan ini di Sumbawa tidak terlalu sulit, karena cukup banyak warung makan di sumbawa yang menyediakan menu yang satu ini.
terlebih lagi masakan singang ini sudah menjadi masakan tradisional yang paling sering dijadikan menu makanan oleh masyarakat sumbawa.

Bagi pengunjung yang memiliki hobi memasak dan ingin mempraktekkannya, maka berikut ini tips dan cara pembuatan menu masakan khas Sumbawa.

Bahan
  • ½ Kg ikan tongkol segar (di cuci bersih di potong potong sesuai selera)
  • Segenggam daun ruku (kemangi sumbawa)
  • Air putih 600 ml
  • Minyak goreng
Bumbu
  • 5 buah cabe kecil (sesuai selera)
  • 2 biji kemiri
  • Kunyit seujung jari
  • Garam secukupnya
  • Penyedap rasa
  • 3 ruas asam
  • Bawang merah
Cara Memasak
  • Tuangkan air putih kedalam wadah, masukkan asam dan biarkan dalam keadaan terendam.
  • Lumuri ikan dengan garam dan diamkan 10 menit.
  • Bumbu-bumbu di giling halus
  • Bumbu-bumbu yang sudah dihaluskan di tumis dengan sedikit minyak
  • Masukkan air asam, bumbu yang sudah ditumis dan daun ruku kedalam wadah (kuali/wajan) yang sudah disiapkan. lalu dipanaskan (rebus)
  • Setelah  mendidih masukkan ikan, dan bumbu penyedap, tunggu beberapa menit hingga ikannya benar - benar matang.
  • Masakan siap dihidangkan.

Rabu, 02 September 2015

LABANGKA ku dihari KEMERDEKAAN RI

Standard
DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE 70



Indonesia Tanah Airku
Tanah Tumpah Darahku
Disanalah Aku Berdiri
Jadi Pandu Ibuku
Indonesia Kebangsaanku
Bangsa Dan Tanah Airku
Marilah Kita Berseru
Indonesia Bersatu

Hiduplah Tanahku
Hiduplah Negriku
Bangsaku Rakyatku Semuanya
Bangunlah Jiwanya
Bangunlah Badannya
Untuk Indonesia Raya

Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku Negriku Yang Kucinta

Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
                                   Cipt. WR. Supratman



Pada hari senin, tanggal 17 Agustus 2015 bangsa Indonesia kembali merayakan Hari Kemerdekaan yang ke 70. Sebuah moment yang sangat sakral bagi Rakyat Indonesia, tepatnya 70 tahun sebelumnya yaitu 17 Agustus 1945 untuk pertama kalinya bangsa Indonesia mengumumkan kepada dunia atas KEMERDEKAAN BANGSA INDONESIA dari masa penjajahan.

Walaupun saat itu aku belum terlahir kedunia ini namun semangat Kemerdekaan yang lebih dikenal dengan Semangat 45 telah terpatri didalam jiwa dan ragaku dan seluruh warga Negara Indonesia.
Pemandangan negeri Indonesia serentak berubah, Sang Merah Putih menghiasi setiap rumah, perkantoran, sekolah dan jalan raya seakan – akan menyampaikan pesan inilah kami Bangsa Indonesia, bangsa yang MERDEKA !

"kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia. Hal –hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain lain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat – singkatnya".
(naskah proklamasi)

Perasaan itu pulalah yang aku dan masyarakat Labangka rasakan, dengan pemandangan yang sama pula, bendera merah putih berkibar disetiap rumah penduduk, sekolah, kantor .
Jalanan yang biasanya sepi tiba – tiba ramai, hentakan kaki, teriakan semangat, dan suara peluit menghiasi jalan raya, bukan demonstrasi, bukan juga orasi . seruan suara kemerdekaanlah yang menggema, mungkin kami bukan pejuang perang, tapi semangat kami tetaplah semangat pejuang, SEMANGAT 45.
Semangat kemerdekaan itu terwujudkan dengan antusiasme masyarakat labangka saat mengisi hari kemerdekaan Republik Indonesia dengan beberapa kegiatan yang salah satunya adalah Lomba Gerak Jalan.

Proses Pelepasan Lomba Gerak Jalan
Kegiatan yang dilaksanakan pada sore hari dihari kemerdekaan RI yaitu, senin 17 Agustus 2015 diikuti oleh berbagai kalangan, tak ada suku, tak ada usia, tak ada status dan jabatan, tapi KAMI warga desa Labangka, Warga Negara Indonesia berbondong – bondong menyusun barisan, mempersiapkan diri dilokasi pelepasan acara lomba gerak jalan.
Semangat 45 para peserta Lomba Gerak Jalan
Antusiasme warga yang tidak ikut dalam lomba juga tak kalah menariknya, tanpa disuruh, tanpa dikomandokan, mereka berjejer rapi di tepian jalan raya, untuk menyaksikan berlangsungnya kegiatan tersebut.

Dengan memanfaatkan pasar desa Labangka sebagai titik pelepasan dari lomba gerak jalan tersebut dan berakhir di pasar desa Suka Damai (pusat kecamatan Labangka) dengan jarak sekitar ± 2 KM.
Peserta lomba gerak jalan terdiri dari istri – istri Angkatan Darat, ibu – ibu PKK, siswa – siswi SMA, SMP dan MTs, pemuda – pemudi, instansi pemerintah dan organisasi masyarakat.

Semangat pantang menyerah saat melewati tanjakan dan turunan
Walaupun jalur yang cukup jauh dan medan yang cukup menantang karena melewati 2 tanjakan dan turunan dengan rata – rata ketinggiannya mencapai ± 15 meter dengan sudut kemiringan 35 derajat tidak menyurutkan semangat mereka. Difikiran mereka tersirat bahwa apa yang mereka lakukan saat ini tidaklah sebanding dengan apa yang telah dilakukan oleh pejuang – pejuang Kemerdekaan Indonesia.

Aku dan kalian adalah generasi penerus
Tak perlu bambu runcing lagi kawan
Kita hanya perlu unjuk jari tuk isi kemerdekaan
Kita perlu kecerdasan tuk hiasi masa depan
Kita perlu akhlak tuk isi kehidupan
Kita butuh kesadaran tuk ciptakan persatuan
Tak ada lagi aku dia mereka tapi KITA
KITA …. Bangsa Indonesia, Bangsa yang Merdeka !

lokasi finish kegatan Lomba Gerak Jalan
Regu demi regu mulai meninggalkan lokasi pelepasan, hentakan kaki dan suara peluit pun mulai terdengar bergemuruh menghiasi tanah labangka – tanah Indonesia bak ratusan pasukan yang sedang berperang, sesekali terdengar suara lantang pemimpin regu memberikan aba – aba kepada timnya agar tetap menjaga kesatuan dan keselarasan gerakan tim, bahkan ada yang menyanyikan lagu kebangsaan dan menyanyikan yel – yel tentang kemerdekaan. Setiap regu mencoba untuk mengejar regu lainnya, dengan tetap menjaga kerapian tim dan tim lainnya pun tetap menjaga jarak agar tidak didahului. Sungguh pemandangan yang begitu asyik, semangat mereka yang tak pantang menyerah dalam mengejar dan mempertahankan regu masing – masing merupakan cerminan dari semangat 45.

Semoga kegiatan semacam ini terus tetap dilaksanakan dan ditingkatkan dari tahun ketahun, dan yang terpenting semangat kemerdekaan – semangat 45 semakin tumbuh, berkembang dan terpatri didalam jiwa generasi penerus. Mari kita sama – sama menjaga kemerdekaan ini dan membuat perubahan terhadap Tanah Air tercinta ini agar menjadi Negara yang lebih tentram, sejahtera, aman dan damai.
M E R D E K A !

Popular Posts